Malam
ini ambigu. Perasaan ini mengharukan, terlintas kisah di putaran waktu yang
lalu. Bagaimana seharusnya rasa saat ini, saat engkau telah pada titik puncak
perjuanganmu. Selamat atas capaian yang telah engkau raih, sarjana muda yang
dipenuhi mimpi gemilang untuk kualitas hidupmu.
Aku tahu, harusnya aku turut bersuka cita atas apa yang engkau raih saat
ini. Dan aku berhasil menemanimu sampai titik. Tapi mengapa tak demikian, kenyataan
rupanya justru sebaliknya. Dirundung perasaan yang membiru, gelisah untuk
berpisah. Ini menyedihkan, sungguh.
Barangkali
aku saja yang terlalu jauh berpikir tentangmu. Dalam benakku sudah tertanam
bahwa engkau pasti akan pulang ke halamanmu. Lalu benarkah kau akan kembali?
Sungguh tak mampu kubayangkan bila akhirnya demikian. Telah banyak yang telah
kita lalui bersama dalam canda tawa, duka lara, air mata dan kekecewaan yang
teramat. Namun kita mampu melewati itu, karena kita tahu, bahwa kita adalah
satu. We are one and we can life
together. Hati ini tak akan mudah berpaling atau bahkan berhenti untuk
memperjuangkan apa yang sudah terjalin dalam bingkai cerita yang pelangi.
Dalam
doa, kupanjatkan bahwa ini bukanlah akhir atas apa yang telah kita upayakan
selama ini, tapi ini adalah awal yang akan kembali kita perjuangkan untuk
capaian pada tangga selanjutnya. Eratkan yang sudah terjalin, kuatkan yang
sudah terlontar dalam janji untuk membangun cita dan cita demi masa depan yang
bahagia. Hunian yang sarat akan kedamaian dan penuh cerita telah menanti di
depan sana.
Semoga
selalu dikuatkan atas hati yang tak sempurna. Kepayahan ini akan semakin runtuh
jika tak saling menguatkan. Jika memang berjodoh, semoga dimudahkan jalan untuk
menuju titik yang sakinah. Yang Lathif, dekatkanlah. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar