berdiri di ambang, mungkin ragu.
membiarkan diri tercabik.
aku tengah kesakitan. luka berkarat, hampir sekarat.
(barangkali) diri perlu diuji agar sejati, habis-habisan.
Bisu tak berarti diam
Rabu, 29 Januari 2014
Senin, 13 Januari 2014
- Usap Air mata -
Ya lathif,
Engkau lebih apapun dan selembut appaun itu lebih dari yang sekedar aku dan kamu ketahui.
pahamilah ..
maafkan aku Ya rabb, benar aku sudah merelakan dan mengikhlaskan ini. namun maafkan aku yang masih saja gerimis dalam hati dan jiwa yang benar kemarau ini tersebab luka yang teramat perih dan getir sekali.
-usap air mata-
Ya Muqollibal quluub, tsabbit qalbi 'ala diinik,
Aku tak meragukan kuasaMu, Wahai Yang Lathif.
ini hanya soal waktu.
Engkau lebih apapun dan selembut appaun itu lebih dari yang sekedar aku dan kamu ketahui.
pahamilah ..
maafkan aku Ya rabb, benar aku sudah merelakan dan mengikhlaskan ini. namun maafkan aku yang masih saja gerimis dalam hati dan jiwa yang benar kemarau ini tersebab luka yang teramat perih dan getir sekali.
-usap air mata-
Ya Muqollibal quluub, tsabbit qalbi 'ala diinik,
Aku tak meragukan kuasaMu, Wahai Yang Lathif.
ini hanya soal waktu.
Selasa, 07 Januari 2014
Diam
Diamku, bukan berarti aku bisu kawan.
Lihatlah mawar yang sedari tadi hanya mengalun perlahan
terhempaskan oleh angin, menunggui kumbang yang tak kunjung berada. Tak dapat
memetik waktu. Sabar menanti meski rintik yang beribu membasahi wajahnya,
menggigil. Mungkin ia tak datang atau bahkan tak kembali selamanya.
Menahan rindu yang membuncah. Akan dikemanakan rasa yang
kian menjulang ini? sedang yang dirindui tak kunjung merasakannya.
- Usap air
mata -
Langganan:
Postingan (Atom)