Bisu tak berarti diam

Bisu tak berarti diam

Rabu, 04 Februari 2015

Nikmati, apapun warnanya!

Tanah baru untuk berpijak, warna baru meretas. Macam rasa yang beranung di dalam benak, segelintir mimpi terendapkan. Memilih jalan ini, tak semudah mengedipkan mata namun juga tak sesulit mengucapkan kata maaf saat kita tak salah. Mengapa demikian? berpindah haluan dari koridor yang sudah lama diimpikan dan menjadi target utama untuk capaian yang disegerakan itu butuh keberanian. Keberanian untuk siap menghadapi semua konsekuensi setelahnya, apa dan bagaimana yang akan mendera diri ini. Pengukuhan atas keputusan diperlukan saben waktunya. Asupan dari berbagai sisipun tak luput dari kebtuhan diri agar terpatri. 
Menyesal? 
Mundur saja?
Itu adalah pertanyaan yang (barangkali) berlarian di pelupuk. Tapi akankah kau akan dikalahkan oleh keadaan? rapuh sekali jika demikian. Manusia macam apa yang model demikian. Semoga tak termasuk di dalamnya. Apapun warna yang tengah dihadapi, nikmati! tenang saja, hidup tak selamanya warna hitam ataupun putih, masih ada warna-warna lain yang bersiap menghiasi hidupmu jika kau mau dan kau menginginkannya. Maka berusahalah untuk kau gapai pelangi, karena kau pun tahu bukan? bahwa pelangi adalah indah. Sungguh mengagumkan jika hidupmu pelangi, kawan. 

Selamat berpijak pada warna-warna baru hidupmu.